courtesy of weighitup.com.au |
Kebanyakan orang yang tertular Hepatitis B tidak menunjukkan gejala. Waktu sejak kontak hingga muncul gejala bisa makan waktu 2-5 bulan. Orang dewasa dan anak-anak berusia 5 tahun atau yang lebih tua dapat menunjukkan gejala sebagai berikut:
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Perut terasa tidak enak (kembung, sebah)
- Nyeri perut
- Demam
- Tidak nafsu mkan
- Diare
- Urin berwarna kuning kecoklatan
- Tinja berwarna kuning pucat
- Mata dan kulit berwarna kuning (jaundice)
Bila mengalami hal di atas, maka segera periksa ke dokter. Biasanya akan dilakukan tes darah untuk mengetahui adanya infeksi dalam tubuh oleh virus Hepatitis B. Selain orang yang telah mengalami gejala, orang yang berisiko terinfeksi dan ibu hamil pun perlu melakukan tes darah ini. Banyak orang yang sebernarnya terinfeksi virus Hepatitis B tapi tidak menyadarinya karena tidak muncul gejala. Penentuan diagnosis dan perawatan yang dilakukan sedini mungkin dapat mencegah komplikasi penyakit.
Infeksi hepatitis B dapat bersifat akut atau kronik. Yang dimaksud hepatitis B akut adalah infeksi yang jangka waktunya singkat, dengan gejala berlangsung hanya beberapa minggu, meski infeksi juga bisa bertahan hinga 6 bulan. Orang dengan daya tahan tubuh yang baik akan mampu melawan infeksi virus hepatitis B dan menyingkirkan virus ini. Kebanyakan orang dewasa dan anak-anak di atas 5 tahun yang terinfeksi hepatitis B dapat sembuh sendiri.
Hepatitis B kronik merupakan infeksi yang berlangsung lama dan terjadi akibat ketidak mampuan tubuh melawan virus hepatitis B yang masuk. Balita umumnya rentan terkena hepatitis B kronik, begitupun orang dengan gangguan daya tahan tubuh. Infeksi kronik dapat merusak sel liver sehingga membuat liver tidak dapat bekerja, yang disebut gagal hati (liver failure).
Orang dengan infeksi hepatitis B kronik akan disarankan untuk periksa USG atau biopsi liver. Biopsi liver bertujuan untuk mengambil contoh jaringan liver dan diperiksa menggunakan mikroskop oleh dokter ahli. Pengambilan contoh jaringan bisa dilakukan di klinik rawat jalan menggunakan jarum biopsi. Sebelum prosedur dilakukan pasien disarankan menghentikan segala konsumsi obat dan puasa selama 8 jam.
Pengobatan hepatitis B biasanya dilakukan pada mereka dengan infeksi kronik yang betujuan memperlambat perusakan sel liver oleh virus. Pengobatan dapat berupa suntikan atau obat minum dengan durasi pengobatan yang bervariasi. Konsultasi dengan dokter diperlukan bila akan mengonsumsi obat-obatan atau vitamin lain.
Selain menggunakan obat, transplantasi liver bisa menjadi pilihan bila diketahui telah terjadi kerusakan liver yang hebat. Tanda-tanda kerusakan liver yang hebat adalah gatal-gatal di seluruh tubuh, waktu perdarahan yang memanjang, mudah memar, perut atau pergelangan kaki bengkak, pembuluh darah di dinding perut nampak seperti laba-laba.
Orang yang terinfeksi virus hepatitis B berisiko mengalami kanker hati, sehingga diperlukan USG rutin tiap 6-12 bulan. Untuk menghindari infeksi hepatitis B, saat ini telah tersedia vaksin hepatitis B dengan efektivitas 90-95%. Bayi yang baru lahir wajib mendapat vaksin hepatitis B sebanyak 4 kali sampai dia berusia balita. Bila telat diberikan, maka vaksin hepatitis B segera diberikan sesiapnya si anak.
Orang dewasa yang berisiko terinfeksi hepatitis B dan mereka yang tinggal serumah dengan orang yang terinfeksi hepatitis B juga perlu mendapat vaksin hepatitis B. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam 6 bulan dengan jarak 4 minggu antara vaksin pertama dan kedua, dan 8 minggu antara vaksin kedua dengan ketiga. Kemerahan pada daerah di sekitar area suntikan merupakan hal yang normal dan kadang disertai demam 1-2 hari.
Metode untuk melindungi diri dari infeksi virus hepatitis B selain menggunakan vaksin adalah:
- Berhubungan seks dengan memakai kondom
- Tidak berbagi jarum suntik maupun material obat
- Tidak mendonorkan darah atau produknya secara serampangan
- Menggunakan sarung tangan untuk merawat luka atau bila harus berurusan dengan darah
- Tidak berbagi alat cukur, sikat gigi, atau gunting kuku
- Menggunakan peralatan steril untuk membuat tato atau tindik
Bila pergi ke dokter atau dokter gigi, orang dengan infeksi hepatitis B harus mengatakan tentang statusnya demi melindungi diri dan pasien lainnya. Selain itu, ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B pun harus menyatkan statusnya kepada petugas kesehatan yang akan membantu persalinannya. Bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B perlu diberikan vaksin dan imunoglobulin hepatitis B sesegera mungkin untuk menurunkan kemungkinan infeksi.
Diet yang sehat sangat diperlukan oleh orang yang hidup dengan infeksi hepatitis B, baik akut maupun kronik. Selain itu, penting untuk menghindari konsumsi alkohol karena dapat memperparah kerusakan liver. Sayangi hatimu untuk hidup yang berkualitas :)
Referensi
National Digestive Diseases Information Clearinghouse (NDDIC) – U.S Dept. Of Health and Human Services
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt. 2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
Tidak ada komentar:
Posting Komentar