Sabtu, 08 Maret 2014

Seks dalam Perkawinan (Bagian 4)

courtesy of m.metro.us

Membaca tulisan seorang kawan tentang pernikahan dan seks, membuat saya teringat kembali akan sebuah hasil penelitian baru-baru ini tentang hubungan seks dan kualitas perkawinan pada pasangan lanjut usia. Namanya juga pasangan lanjut usia, aktivitas seks mungkin bukan lagi yang utama dalam menjalani hari-hari berdua. Banyak faktor yang menyebabkan frekuensi hubungan seks menjadi berkurang pada pasangan lanjut usia, salah satunya kondisi kesehatan fisik yang tak lagi prima.

Ternyata, menurut sebuah penelitian yang dilakukan Pusat Demografi dan Ekonomi Orang Lanjut Usia di Universitas Chicago, dengan menjaga kehidupan seks yang sehat justru membantu pasangan lanjut usia untuk dapat koping dengan kondisi mereka. Meskipun kondisi fisik tak lagi fit seperti waktu muda, namun keintiman yang dihasilkan oleh aktivitas seksual dapat menjadikan sepasang manusia ini untuk terus memandang perkawinan mereka secara positif. Jadi, meskipun waktu yang mereka alami tidak mudah karena kendala fisik, seks ternyata bisa membuat dunia kembali indah bagi para pasangan lanjut usia ini. Berbeda dengan pasangan lanjut usia yang kemudian menyerah dengan kondisi fisiknya, dan tak lagi melakukan aktivitas seksual. Pada pasangan jenis ini, kualitas perkawinan mereka diketahui tidak sebaik pasangan yang berhubungan seks secara aktif.

Dalam penelitian sepanjang tahun 2010-2011 ini ditemukan bahwa frekuensi aktivitas seksual berkaitan erat dengan kualitas hubungan antar pasangan lanjut usia. Rata-rata pasangan lanjut usia ini melakukan hubungan seks ssatu kali dalam sebulan. Pada pasangan yang melakukannya lebih sering, didapatkan kualitas perkawinan yang juga lebih tinggi.

Mungkin saat membaca tulisan di atas banyak yang berpikir, “masa iya sih sudah tua begitu masih mikirin seks?” atau “apa masih kuat untuk berhubungan seks?”. Jangan heran dulu, karena yang namanya aktivitas seksual itu tak harus selalu mengambil bentuk sebagai suatu senggama. Aktivitas seks dapat berupa hal yang sangat sederhana seperti pelukan bahkan sentuhan atau belaian tangan dari pasangan. Yang penting, aktivitas yang dilakukan menimbulkan nuansa keintiman di antara kedua insan.

Kesehatan fisik, aktivitas seksual, dan kualitas perkawinan adalah sebuah lingkaran yang tak bisa diputus. Ketiganya saling mempengaruhi sehingga perlu untuk dikelola seoptimal mungkin. Jangan ragu untuk mendapatkan layanan konseling atau konsultasi agar dapat menemukan kembali energi dan cara-cara kreatif untuk dapat terus aktif.



Source:
Adena M. Galinsky1 and Linda J. Waite2 Sexual Activity and Psychological Health As Mediators of the Relationship Between Physical Health and Marital Quality. J Gerontol B Psychol Sci Soc Sci(2014)doi: 10.1093/geronb/gbt165 First published online: January 27, 2014


dr. Gina Anindyajati
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
customer@angsamerah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar