Courtesy of A Different Path to Loss |
“Wanita
yang menganggap setiap keadaan seperti rumput yang layu, segala bunga di taman
kering, wine baru terasa masam, dan
buah dari pohon akan jatuh tepat di mana ia duduk.” –Pliny the Elder
Kalimat
tersebut adalah deskripsi Gaius Plinius Secundus, seorang penulis Roman,
mengenai keadaan seorang wanita menjelang masa menstruasi. Siapa sih yang tidak
pernah merasakan tiba-tiba ingin marah tanpa alasan, terharu hingga menangis
karena sebuah ucapan terima kasih yang sederhana, atau terkapar tak berdaya di
tempat tidur karena merasa sangat lelah?
Dunia
ternyata sudah mengenal istilah PMS (premenstrual
syndrome) sejak zaman Hippokrates, yang menuliskan gejala PMS terdiri dari
nyeri kepala dan perasaan berat. Beberapa dekade kemudian, gejala yang
dikaitkan dengan PMS mencapai lebih dari 150 buah. Dan percayalah, now everyone is blaming the hormones for
even the smallest discomfort. Hal ini karena semua wanita mungkin mengalami
PMS tanpa memandang umur, selama mereka masih mengalami menstruasi.
Dalam
dunia medis, PMS diartikan sebagai kemunculan berulang depresi dan rasa mudah
terganggu atau depresi dan rasa lelah pada beberapa hari menjelang menstruasi.
Keluhan ini dapat disertai dengan rasa penuh di perut (bloating), nyeri pada payudara atau nyeri kepala. Seseorang
dikatakan mengalami PMS bila memiliki salah satu gejala fisik dan keluhan
psikologis di atas.
Banyak
penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
munculnya PMS, namun hingga kini belum ditemukan sebab pastinya. Alasan yang
paling sering kita dengar adalah karena gangguan hormon. Perubahan hormon yang
dialami wanita sepanjang hidupnya berpengaruh terhadap perubahan mood, tapi
bisa jadi berbeda kadarnya antar wanita. Kemungkinan lainnya berupa rendahnya
level vitamin & mineral, serta konsumsi makanan yang banyak mengandung
garam. Minum minuman beralkohol atau mengandung kafein dapat memengaruhi mood
dan status energi seseorang.
Pada
75% wanita yang mengalami PMS, keluhan psikologis yang muncul adalah mood yang
labil dengan rasa sedih dan marah timbul bergantian, disertai perasaan terlalu
sensitif dengan lingkungan sekitar. Gejala fisik lain yang mungkin dialami
adalah keluhan pencernaan, craving
(rasa selalu lapar/haus), naiknya berat badan, bengkak pada lengan dan kaki,
serta masalah kulit. Keluhan ini biasanya dirasakan kurang lebih setiap 5 hari
sebelum menstruasi selama 3 siklus berturut-turut, berakhir dalam 4 hari
setelah menstruasi dimulai, dan bersifat mengganggu kegiatan sehari-hari.
Setidaknya
85% wanita mengalami satu gejala PMS sebagai bagian siklus bulanannya. Meski
demikian, PMS lebih sering didapatkan pada wanita antara usia akhir 20an hingga
40 tahun, memiliki setidaknya satu anak, memiliki riwayat depresi dalam
keluarga, dan memiliki riwayat depresi pasca melahirkan atau gangguan mood.
PMS
yang sangat parah dan membuat seseorang tidak bisa berfungsi sebagaimana
normalnya disebut sebagai PMDD (premenstrual
dysphoric disorder). Pada PMDD keluhan psikologis lebih menonjol, sehingga
dokter mengatasinya dengan memberikan obat yang biasa digunakan untuk depresi.
PMDD menyebabkan gangguan pada jalannya pekerjaan dan kelangsungan hubungan
personal.
Beberapa
hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi keluhan PMS adalah dengan beraerobik
secara teratur. Olah raga yang disarankan oleh American College of Obstetricians and Gynecologist adalah jalan
cepat, lari, bersepeda dan renang. Latihan ini meningkatkan denyut jantung dan
fungsi paru sehingga mengurangi rasa lelah dan depresi, apalagi jika teratur 30
menit setiap hari.
Selain
olahraga, terapi relaksasi seperti latihan pernapasan, meditasi dan yoga bisa
mengurangi stres. Tidur yang teratur, kurang lebih 8 jam dalam sehari dan
kebiasaan tidak merokok dapat meringankan gejala PMS. Pengaturan makan seperti
menambah asupan karbohidrat kompleks dapat mengurangi gangguan mood dan craving. Perubahan pola diet lain yang
bisa dilakukan adalah:
- Meningkatkan asupan kalsium dengan vitamin D (yoghurt dan sayuran hijau)
- Mengurangi asupan garam, lemak, dan gula
- Menghindari kafein dan alkohol
- Mengubah jadwal makan menjadi 6 kali sehari dengan porsi kecil. Tujuannya adalah membuat gula darah stabil sepanjang hari, sehingga modifikasi apapun bebas dilakukan.
- Mengkonsumsi suplemen magnesium (400mg) dan vitamin E (400IU)
- Suplemen vitamin B6 (50-100mg) dan asam folat (400mcg)
Pengobatan
baru akan diberikan oleh dokter jika keluhan sangat mengganggu. Obat yang biasa
diberikan adalah antidepresan untuk mengurangi gangguan mood atau antiansietas
untuk menghilangkan kecemasan menjelang menstruasi. Obat lainnya adalah
diuretik (water pills) jika badan
bengkak akibat menumpuknya cairan dalam tubuh, dan obat penghilang rasa nyeri
untuk mengatas nyeri kepala dan nyeri otot.
Referensi
American College of
Obstreticians and Gynecologist
Issues in the Diagnosis
& Research of Premenstrual Syndrome by Joseph F. Mortola, MD (Harvard
Medical School)
dr. Gina Anindyajati (g.anindyajati@angsamerah.com)
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt. 2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
customer@angsamerah.com
angsamerah.com
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt. 2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
customer@angsamerah.com
angsamerah.com
Waktu Layanan:
Senin s/d
Jumat: 09.00 am to 18.00 pm
Sabtu:
12.00 pm – 17.00 pm
Pelayanan
diberikan berdasarkan perjanjian sehingga sahabat tidak menunggu lama.
Perjanjian
bisa dilakukan melalui
Telp + 62
21 391 51 89
Email: customer@angsamerah.com
KLIK disini untuk Angsamerah Experts Networking
Berminat bergabung menjadi bagian Angsamerah Networking?
Kenapa tidak, email us di education@angsamerah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar