Kondom sebagai sarung pengaman untuk alat kelamin pria telah dikenal sejak 1.000 tahun sebelum Masehi. Pada masa tersebut, masyarakat Mesir Kuno menggunakan bahan linen sebagai sarung pengaman pencegah penyakit. Ada juga versi lain yang menyatakan bahwa pada masa itu masyarakat Mesir Kuno menggunakan usus binatang sebagai sarung pengaman.
Yang terjadi 2.500 tahun kemudian, Gabrielle Fallopius mengaku telah menemukan sarung pengaman yang terbuat dari linen dan menguji cobanya pada 1.100 laki-laki yang berhubungan seks. Hasilnya tidak ada satupun dari kelompok uji coba itu yang tertular penyakit sifilis. Di abad yang sama pula ditemukan bahwa sarung pengaman ini juga bisa mencegah kehamilan bila direndam dengan cairan kimia tertentu. Cairan tersebut berfungsi untuk mematikan sperma. Kemudian pada 1.700 M, kondom dibuat dari usus binatang. Tapi hal ini membuat harga kondom menjadi mahal walaupun kondom tersebut dapat dipakai berulang.
Tahun 1880 dimulailah produksi kondom dari lateks. Pada 1894, Goodyear dan Hancock memproduksi kondom secara massal dari karet yang divulkanisasi sehingga memiliki elastisitas yang kuat. Walaupun begitu, penggunaan kondom secara luas baru terjadi tahun 1930an. Mengingat pada era ini terjadi Perang Dunia I, selain sebagai alat kontrasepsi, kondom juga digunakan sebagai pelindung laras senjata sehingga tidak dapat dimasuki air bila para tentara berada di perairan.
Sekitar 1,5 juta kondom diproduksi setiap hari di Amerika Serikat pada tahun 1935. Kemudian di tahun 1990-an muncul bermacam-macam jenis kondom dan pertama kalinya muncul jenis kondom polyurethane. Pada tahun 1993 produksi kondom lateks mencapai 8,5 juta miliar buah.
Meskipun kondom kian populer, tak semua orang tahu bagaimana menggunakan kondom secara tepat sehingga benda ini menjadi bermanfaat. Kalau dipikir-pikir, sebetulnya kita hanya perlu membuka kemasan, memasangnya, lalu pakai. Terdengar mudah, tapi nyatanya dalam berbagai kesempatan demonstrasi penggunaan kondom, masih banyak ditemukan kesalahan.
Langkah pemakaian kondom dengan tepat bisa dilihat seperti berikut ini:
- Sebelum membuka, ada baiknya memeriksa terlebih dahulu tanggal kadaluarsanya. Kalau makanan kadaluarsa bisa membuat kita keracunan, kondom kadalursa berisiko pecah dan membuat kita dan/atau pasangan terjangkit infeksi menular seksual dan mendapatkan keturunan.
- Buka kemasan dengan terlebih dahulu menggeser kondom dalam kemasan ke salah satu sisi dan buka dengan menyobek kemasan menggunakan sisi yang memiliki perforator. Jangan membuka dengan menggigit kemasan, karena bisa membuat kondom robek.
- Sebelum membungkus penis, jangan lupa memencet ujung kondom sehingga tidak ada udara yang terjebak. Adanya udara yang terperangkap di ujung kondom memperbesar risiko pecahnya kondom saat digunakan.
- Setelah memencet ujungnya, baru kita bisa memakainya dengan cara menyarungkan gulungan kondom sepanjang penis.
- Jangan membiarkan kondom yang telah terpakai terbuka begitu saja. Setelah selesai dipakai, ikat ujung yang terbuka dengan simpul. Setelah itu baru dibuang.
Sebetulnya tidak sulit memakai kondom dengan benar. Jika ragu-ragu, bacalah aturan pakai yang tercantum dalam kemasan. Prinsipnya lebih baik mencegah daripada mengobati. Semoga bermanfaat!
Angsamerah Sahabat Profesional Anda.....
Diah Mayangsari (d.mayangsari@angsamerah.com)
~diambil dari berbagai sumber~
www.angsamerah.com
Call us at + 62 21 391 51 89
Tidak ada komentar:
Posting Komentar