Senin, 13 Mei 2013

Apakah Saya Memiliki Hipertensi?

Courtesy of HealthTap


Saat acara bakti sosial atau pemeriksaan keliling, dokter paling laris diminta untuk melakukan tensi alias pemeriksaan tekanan darah. Tak jarang di rumah saat tak bertugas pun dokter mendapat request untuk mengukur tensi para penghuni rumah. Hal ini boleh dikatakan bagus, karena artinya masyarakat sudah sadar pentingnya melakukan pengecekan atas kondisi kesehatan mereka.

Komentar setelah mengetahui hasil tensi pun beragam. Misalnya jika tekanan darah 130 orang masih bilang, “Oh bagus dong segitu, nggak tinggi kan?”. Atau saat hasilnya menunjukkan angka 150 tapi tidak ada gejala yang dirasakan, maka orang  biasa merespon dengan, “ Ah, tapi kan nggak papa, nggak pusing kok... Ini bukan hipertensi!”


Apa sih yang dimaksud dengan tekanan darah?

Tekanan darah adalah sejumlah kekuatan yang dihasilkan oleh darah di dalam pembuluh arteri saat darah dipompa keluar dari jantung. Setiap kali otot jantung berkontraksi untuk memompa darah, darah akan menekan dinding pembuluh arteri dan diukur sebagai tekanan sistolik (angka yang di atas pada hasil pengukuran tensi). Ketika jantung beristirahat di antara denyutan, tekanan di dinding pembuluh arteri berkurang dan diukur sebagai tekanan diastolik (angka yang di bawah).

Banyak orang beranggapan tekanan darah itu nilainya tetap. Mau diukur kapan pun maka hasilnya akan sama. Nyatanya tidak begitu, tekanan darah tidak pernah konstan dan tidak boleh konstan. Tubuh manusia senantiasa melakukan penyesuaian dengan kondisi sehari-hari, sehingga tekanan darah selalu berubah. Misalnya saja, saat sedang beristirahat kemudian dikagetkan dengan suara jeritan, maka tekanan darah bisa naik dari 120/70 menjadi 150/90 mmHg.

Bacaan tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg atau di bawah nilai itu. Semakin tinggi hasil pengukuran tensi, maka kerja jantung juga semakin berat. Bayangkan saja, setiap hari jantung yang berukuran sekepalan tangan harus memompa kurang lebih 100.000 kali. Ketika jantung harus bekerja lebih keras, maka ototnya akan membesar serta pembuluh arteri menjadi kaku dan sempit. Bila hal ini terjadi, risiko stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung sudah di depan mata.

Tekanan darah tinggi dan Hipertensi, dimanakah bedanya?

Yang dimaksud dengan hipertensi adalah semua tekanan darah yang tinggi. Berapa batasannya? Menurut JNC 7 (Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure), istilah tekanan darah tinggi mencakup semua tekanan darah di atas 120/80 mmHg, sementara hipertensi merujuk pada suatu keadaan di mana tekanan darah 140/90 mmHg atau di atas nilai itu. Hanya saja, bagi orang yang menderita kencing manis (diabetes), batasan hipertensi adalah tekanan darah 130/80 mmHg.

Hipertensi sendiri dibagi menjadi 3 kategori:
      1.       Pre-hipertensi, tekanan darah 120/80 – 139/89 mmHg
      2.       Hipetensi Stage I, tekanan darah 140-90 – 159/99 mmHg
      3.       Hipertensi Stage II, tekanan darah >160/>100 mmHg

Kelompok pre-hipertensi artinya tekanan darah orang tersebut belum melampaui batas hipertensi, tapi seiring waktu akan menjadi hipertensi, kecuali bila melakukan tindakan pencegahan dengan memperbaiki gaya hidup.

Penyebab Hipertensi

Selain klasifikasi berdasarkan angka hasil pengukuran tensi, hipertensi juga dikelompokkan berdasarkan penyebabnya:

      1.       Hipertensi Primer
95% orang dengan hipertensi termasuk dalam kelompok ini. Hipertensi primer disebut juga hipertensi esensial, yang artinya sumber penyebab hipertensi tidak dapat diidentifikasi. Ahli kalangan medis meyakini bahwa hipertensi primer terjadi karena faktor gaya hidup, di mana diperkirakan hampir separuh populasi sensitif terhadap garam. Artinya, konsumsi garam yang tinggi akan meningkatkan tekanan darah orang-orang ini.

      2.       Hipertensi Sekunder
Pada kelompok ini, hipertensi terjadi karena ada penyebab medis yang jelas seperti:
-          Stenosis arteri ginjal (penyempitan pembuluh darah ginjal)
-          Hiperaldosteronism (produksi hormom aldosteron yang berlebihan)
-          Hipertiroidisme (produksi hormon tiroid yang berlebihan)
-          Pheochromocytoma (tumor pada kelenjar adrenal - ginjal)

      3.       White Coat Hypertension
Banyak yang tahu bahwa stres dapat membuat tekanan darah naik. Dan kadang, kunjungan ke doker bisa menjadi pemicu stres yang meningkatkan tekanan darah seseorang. Dulu, kondisi ini dianggap tidak penting oleh dokter. Hanya saja sekarang ada dokter yang menganggap fenomena ini perlu diperhatikan untuk mengetahui pengaruh stres terhadap naiknya tekanan darah.

     4.       Hipertensi Labil
Meski tekanan darah selu berubah, pada hipertensi yang labil perubahan terjadi lebih sering. Perubahan ini dipengaruhi oleh konsumsi kafein (dalam kopi, teh, atau minuman berenergi) atau seangan cemas. Kondisi ini penting diperhatikan dan perlu ditangani untuk menghindari bahaya yang mungkin timbul.

      5.       Hipertensi Maligna
Kelompok ini adalah hipertensi yang paling berbahaya, ditandai dengan naiknya tekanan darah secara tiba-tiba. Bahkan angka diastolik bisa mencapai 120-130 mmHg atau lebih tinggi. Bila kelompok lain mungkin tidak disertai gejala, hipertensi maligna biasanya diiringi dengan keluhan nyeri kepala hebat atau mual muntah. Tak jarang dijumpai keluhan sulit bernapas, nyeri dada, pandangan kabur, kejang, bahkan kehilangan kesadaran.

Keadaan ini termasuk dalam gawat darurat medis dan perlu penanganan segera. Hipertensi maligna bisa berlanjut menyebabkan kerusakan ginjal permanen, stroke, serangan jantung, gagal jantung, serta perdarahan otak. Penyebab pasti terjadinya hipertensi maligna tidak diketahui, tapi penghentian obat antihipertensi secara sembarangan berisiko meningkatkan tekanan darah tiba-tiba dan mengalami hipertensi maligna.

Rutinlah mengecek tekanan darah Anda dan konsultasikan pada dokter bila mengalami keluhan.

Referensi
The Harvard Medical School Guide To Lowering Your Blood Pressure

dr.Gina Anindyajati

Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189

Tidak ada komentar:

Posting Komentar