Jumat, 17 Mei 2013

Mengenal Endometriosis



Di kalangan wanita usia produktif, nyeri saat menstruasi bukanlah keluhan yang dianggap aneh. Tapi, keluhan ini jangan dianggap enteng karena bisa saja merupakan pertanda kelainan alat reproduksi. Endometriosis adalah kelainan alat reproduksi yang sifatnya jinak dan sering ditemui. Untungnya, terdapat pengobatan yang efektif untuk mengatasi endometriosis.

Rahim tersusun atas lapisan otot dan kelenjar. Bagian dalam rahim yang tersusun atas kelenjar disebut lapisan endometrium. Ketika lapisan endometrium ini kita dapatkan di tempat lain di luar rahim, itulah yang disebut dengan endometriosis. Seringkali endometriosis terdapat di rongga panggul. Tapi bisa juga ditemukan di indung telur, ureter (saluran kencing), kandung kemih, lapisan pembungkus jantung bahkan paru-paru.




Menstruasi dan Hormon

Penyebab pasti endometriosis belum diketahui hingga saat ini. Zaman dulu dipercaya bahwa endometriosis terjadi karena aliran darah menstruasi yang terbalik, bukannya mengalir keluar lewat vagina, tapi malah mengalir melalui saluran telur (tuba falopii). Akibatnya jaringan yang menyusun endometrium ikut terbawa dan menyebar ke rongga panggul. Jaringan ini tertanam dan tumbuh di tempat tersebut. Selain terbawa aliran menstruasi yang terbalik, jaringan endometrium juga bisa terbawa oleh aliran di kelenjar getah bening dan pembuluh darah.

Faktor yang dianggap paling berpengaruh terhadap timbulnya endometriosis adalah hormon estrogen. Hormon ini banyak terdapat pada wanita usia produktif, sehingga kasus endometriosis banyak ditemui pada wanita dalam rentang usia 15-49 tahun. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seorang wanita mengalami endometriosis adalah :
  • Riwayat keluarga. Peningkatan risiko terutama bila ada riwayat anggota keluarga wanita dari pihak ibu yang pernah mengalami endometriosis.
  • Mutasi gen.
  • Kelainan anatomi (struktur alat reproduksi). Kelainan yang bisa menghambat aliran darah menstruasi menuju vagina dapat menyebabkan aliran terbalik darah menstruasi, sehingga berisiko menimbulkan endometriosis.
  • Racun dari lingkungan. Kelompok senyawa dioxin biasanya berkaitan dengan limbah industri atau mungkin dari makanan yang terkontamiasi, bisa menyebabkan endometriosis.


Nyeri, nyeri, nyeri

Wanita yang mengalami endometriosis tidak selalu memiliki keluhan. Keluhan yang sering dijumpai di klinik adalah nyeri panggul kronis dan masalah kesuburan. 40-60% wanita yang mengeluh nyeri panggul ternyata diketahui memiliki endometriosis.Nyeri pada panggul bisa digunakan untuk mengetahui perkiraan lokasi adanya endometriosis. Nyeri juga bisa muncul secara berkala saat menstruasi, yang disebut dengan dysmenorrhea. Biasanya nyeri ini muncul 24-48 jam sebelum menstruasi dan dirasa lebih berat dibanding dysmenorrhea primer (tanpa penyebab).

Keluhan nyeri saat berhubungan seksual, dyspareunia, biasanya berkaitan dengan endometriosis yang terletak di belakang vagina. Derajat berat-ringannya ternyata diketahui tidak ada hubungannya dengan keparahan endometriosis. Dysuria atau rasa nyeri saat kencing bisa menjadi keluhan endometriosis meski jarang.

Endometriosis yang terjadi di indung telur bisa menyebabkan timbulnya kista coklat. Hal ini karena jaringan endometriosis bertumbuh dan membentuk kantong yang memiliki pembuluh darah sendiri. Darah ini menumpuk dalam kantong dan semakin lama semakin besar. Darah yang sudah lama terperangkap dalam kantong menjadi berwarna cokelat, sehingga disebut kista cokelat.

Keluhan yang juga sering dijumpai berkaitan dengan endometriosis adalah sulit mendapatkan keturunan. Sekitar 20-30% kasus subfertil ditemukan pada wanita dengan endometriosis. Endometriosis dapat menyebabkan perlengketan dan mengganggu transportasi sel telur saat melalui saluran telur (tuba falopii), sehingga wanita tersebut tidak bisa memiliki anak.

Pemeriksaan Endometriosis

Jika Anda mengalami keluhan seperti di atas dan periksa ke dokter, maka dokter akan melakukan pemeriksaan mulai dari yang paling sederhana seperti pemeriksaan fisik. Dokter juga akan memeriksa menggunakan alat yang disebut spekulum untuk melihat kondisi vagina dan leher rahim (serviks). Dengan melakukan pemeriksaan bimanual, doker akan memasukkan jarinya ke dalam vagina dan melakukan perabaan untuk mengetahui adanya benjolan akibat endometriosis.

Pemeriksaan laboratorium yang mungkin disarankan adalah penanda serum CA 125 dan CA 19-9. Adanya kedua penanda ini dalam darah berhubungan dengan derajat keparahan endometriosis yang dialami. Untuk pemeriksaan canggih menggunakan sonografi (alat semacam USG) melalui vagina untuk mendapatkan gambaran endometriosis. MRI saat ini banyak dipilih sebagai prosedur non-invasif untuk mendiagnosis endometriosis.

Untuk metode invasif dengan menggunakan laparoskopi, yakni memasukkan kamera ke dalam rongga perut hingga rongga panggul untuk mencari adanya endometriosis. Metode ini adalah metode utama untuk menegakkan diagnosis endometriosis. Setelah benjolan endometriosis ditemukan, maka akan diambil sebagian untuk contoh jaringan dan diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini disebut pemeriksaan patologi, untuk menilai kondisi sel yang menyusun jaringan endometriosis.

Obat dan Operasi
                  
Pemilihan terapi untuk mengatasi endometriosis bergantung pada keluhan utama dan keparahan yang dialami. Bila keluhannya ringan-sedang, biasanya hanya ditunggu dan dilakukan pemeriksaan berkala. Bila membesar dan keluhannya memberat, baru dilakukan tindakan.

Apabila yang sangat dikeluhkan adalah rasa nyeri, maka pengobatan yang diberikan bisa berupa anti nyeri atau pil KB yang dikombinasi. Selain itu, penggunaan obat-obatan yang memengaruhi produksi hormon juga bisa diberikan untuk mengurangi rasa nyeri. Obat yang memengaruhi hormon akan memengaruhi pertumbuhan endometriosis sehingga mengurangi rasa nyeri.

Ada pula pilihan terapi dengan melakukan operasi untuk membuang endometriosis. Berbarengan dengan dilakukannya laparoskopi untuk menegakkan diagnosis endometriosis, bisa juga dilakukan pengangkatan endometriosis. Operasi yang dilakukan tergantng tempat di mana jaringan endometrium ini bertumbuh.

Untuk keluhan infertilitas, terapi yang dipilih akan berusaha menjaga kondisi fertilitas pada wanita tersebut, sehingga yang dilakukan adalah operasi ablasi untuk menghilangkan endometriosis. Dokter akan memasukkan alat untuk ablasi melalui vagina. Metode yang digunakan beragam, bis menggunakan suhu dingin yang ekstrem atau cairan yang dipanaskan. Selain itu bisa dengan gelombang mikro atau radiofrekuensi berenergi tinggi. Ablasi bisa sangat sederhana dan dilakukan di ruang praktek dokter, tapi bisa juga dilakukan di ruang operasi. Pengobatan yang memengaruhi hormon tidak diberikan karena akan mengganggu fungsi pematangan telur dan mengurangi kesuburan.

Referensi
Endometriosis – McGraw Hill

dr.Gina Anindyajati

Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189


Tidak ada komentar:

Posting Komentar