Jumat, 31 Mei 2013

Why People Do Drugs?


Hari gini siapa sih yang nggak kenal dengan drugs? Hampir tiap hari di televisi kita bisa lihat berita tentang artis yang ditangkap gara-gara narkoba, atau kasus kecelakaan fatal yang melibatkan konsumsi narkoba oleh pengemudi yang bersangkutan. Dan ternyata, banyak juga orang yang tampak sebagai orang baik-baik tapi juga menggunakan benda yang dilarang oleh hukum ini.

NAPZA & Narkoba

NAPZA adalah singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. istilah ini lebih banyak digunakan oleh kalangan medis karena dianggap sesuai dengan peraturan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. Karena masing-masing zat diatur dalam Undang-Undang khusus. Sementara istilah narkoba (narkotik dan obat-obatan terlarang) lebih banyak digunakan oleh kepolisisan dan masyarakat umum.

Yang dimaksud narkotika adalah segala zat atau obat yang bisa menyebabkan perubahan kesadaran, kehilangan rasa (termasuk rasa nyeri), dan bisa menyebabkan ketergantungan. Narkotika dalam dunia medis bermanfaat sebagai obat, tapi di masyarakat luas berisiko menimbulkan ketergantungan bila digunakan tanpa kendali.


The Three Fs

Di bagian tengah otak manusia, ada area yang bernama amygdala. Fungsinya adalah terlibat dalam mengatur emosi dan agresi seseorang. Bagian ini pula adalah pusat kesenangan dalam tubuh seseorang. Dalam hidup, adalah sesuatu yang sangat wajar bahwa semua orang menginginkan hidup yang menyenangkan. Ketika kita senang, maka di otak terjadi luapan zat bernama dopamin. Dopamin merupakan neurotransmiter dalam hubungan sistem saraf otak yang mengatur gerakan, kognisi, motivasi, serta perasaan nyaman dan menyenangkan.

Karena efek dopamin membuat orang merasa senang, maka setelah melakukan sesuatu yang membuat otak mengeluarkan dopamin, kita cenderung mencari dan mengulangi aktifitas tersebut. Contoh “hadiah alami” yang membuat kita senang misalnya makan sesuatu yang enak. Untuk orang tertentu, mereka ingin otaknya dibanjiri oleh dopamin yang tidak bisa didapat dari hal yang alami, maka jadilah mereka menggunakan drugs seperti kokain untuk mendapatkan rasa gembira yang luar biasa. Keadaan ini disebut dengan euforia.

Ada 3 alasan utama penggunaan drugs yang gampang diingat dengan 3F:
  • For Fun
  • For Forget
  • For Function

Kepribadian seseorang juga menentukan alasan penggunaan drugs oleh dirinya. Misalnya saja orang yang pintar akan memilih obat yang bisa membantunya bersenang-senang tanpa berpikir (for fun). Karena kadang kecerdasannya membuat ia sulit bergaul atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang menurutnya kurang pintar.

Bila ia pemalu, maka ia akan menggunakan drugs untuk melarikan diri dari kenyataan dan melupakan permasalahan hidupnya (for forget). Sementara mereka yang suka berkhayal menggunakan drugs untuk melebih-lebihkan daya imajinasinya agar ia bisa berkarya (for function).

The Hows

Keputusan seseorang menggunakan drugs didorong oleh keinginan berikut:
  • Keinginan untuk merasa nyaman dan menyenangkan. Selain euforia, efek lain yang bisa didapat adalah perasaan berkuasa, percaya diri, dan percaya diri yang meningkat. Ada juga zat yang bisa menimbulkan rasa santai dan puas.
  • Ingin berfungsi lebih baik. Ketika menggunakan zat, para pengguna merasa dirinya tidak takut akan halangan apapun dan merasa jauh dari stres, sehingga dapat bekerja dengan baik.
  • Ingin lebih berprestasi, misalnya dalam bidang olah raga.
  • Ingin tahu. Yang banyak terjadi adalah karena rasa ingin diakui dalam komunitas spesifik tempatnya bergaul. Teman satu geng biasanya menjadi pembawa pengaruh kuat untuk membuat seseorang terlibat dengan drugs.

Sekali Nyoba Pasti Kecanduan?

Jangan sekali-kali nyoba drugs, nanti bisa kecanduan! Kecanduan atau disebut adiksi dalam bahasa medis adalah adanya pemakaian dalam 12 bulan terakhir yang menunjukan adanya toleransi, gejala putus zat, dan rasa ingin untuk menggunakan zat terus menerus. Toleransi berarti adanya peningkatan dosis penggunaan untuk bisa menimbulkan efek zat yang diinginkan dari waktu ke waktu. Pada adiksi terdapat dampak negatif yang bermakna di bidang sosial, pekerjaan, maupun aktifitas rekreasional. Seseorang juga disebut kecanduan bila tetap menggunakan zat meski sudah tahu akibat buruk akibat penggunaan.

Perjalanan penggunaan drugs dimulai dari tidak pernah pakai sama sekali kemudian coba-coba. Bila diteruskan akan masuk ke fase bersenang-senang menggunakan drugs dan beralih menjadi penggunaan reguler. Setelah itu menjadi kebiasaan dan menyebabkan ketergantungan, sampai akhirnya menjadi penggunaan berbahaya.

Sebenarnya tidak ada sebab tunggal untuk seseorang menjadi drugs addict. 3 kelompok besar yang berperan dalam munculnya adiksi adalah faktor biologis, faktor lingkungan, dan faktor zat itu sendiri. Faktor biologis terdiri atas genetik (riwayat keturunan), jenis kelamin, dan gangguan mental. Sementara faktor lingkungan adalah kondisi rumah tangga yang berantakan, perilaku orang tuan dan kebiasaan orang tua menggunakan drugs, pengaruh teman dan perilaku orang sekitar, serta performa d sekolah yang buruk.

Faktor zat yang digunakan berpengaruh tergantung rute konsumsi zat (oral, suntik, atau hirup), efek yang ditimbulkan oleh zat, penggunaan zat yang dini, ketersediaan serta harga dari zat itu sendiri, semakin mudah dan murah zat, maka seseorang akan semakin giat untuk mencari dan mengonsumsi.

Pendidikan

Cara melindungi diri dan orang-orang yang kita sayangi dari menjadi drugs addict adalah dengan memberi pendidikan yang baik. Pendidikan di sini tidak hanya bersifat akademis tapi juga pendidikan perilaku. Bila sebagai orang tua kita tahu bahwa anak kita memiliki perilaku agresif, maka ajarkan pada mereka cara untuk mengendalikan diri.

Sebuah hubungan yang bernilai positif juga harus kita bina dengan orang di sekitar kita, agar suasanya tidak ribut dan ricuh. Dengan tetangga juga akan lebih baik jika kita bisa mengembalikan nilai-nilai kekerabatan seperti yang terjalin pada jaman dahulu sebelum semua kesibukan membuat kita menjadi jauh dan acuh.

Good luck in trying and save yours!

Referensi
Modul Adiksi AusAid-BNN-IDI
dr. Ratna Mardiati Sp.KJ (narasumber)
dr.Gina Anindyajati

Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189


Tidak ada komentar:

Posting Komentar