courtesy theglobeandmail.com |
Beberapa waktu yang lalu, ada seorang teman yang tiba-tiba menghubungi dan ingin berkonsultasi. Katanya dia baru saja cek lab untuk keperluan pekerjaan, dan hasilnya, angka gula darahnya menunjukkan hasil cukup tinggi. Bagaimana seseorang yang masih di usia 20-an memiliki gula darah yang tinggi? Apalagi ia merasa tubuhnya sehat-sehat saja.
Si Manis Dalam Darah
Gula darah atau glukosa adalah hasil pengolahan makanan yang masuk ke dalam tubuh kita, baik bersumber dari protein, lemak, dan yang terbanyak dari asupan karbohidrat. Di dalam tubuh, gula darah berbentuk gula sederhana yang disebut monosakarida. Makanan yang kita makan kemudian diserap oleh usus dan langsung masuk ke dalam aliran darah. Sehingga bila diukur gula darah kita setelah makan, akan didapatkan peningkatan hasil yang signifikan. Darah mengangkut gula darah untuk didistribusikan menuju sel yang berguna untuk memberi asupan energi. Untuk dapat digunakan sebagai sumber energi oleh sel, gula darah harus dipertemukan dengan insulin.
Kadar Gula Darah
Tingginya gula darah seseorang bisa menunjukkan terganggunya toleransi terhadap glukosa. Kondisi ini merupakan kondisi yang bila dibiarkan akan menjadi diabetes mellitus (kencing manis) dalam hitungan tahun. Pengukuran kadar gula darah dilakukan pada beberapa patokan waktu, yakni:
- saat puasa (tidak makan sebelumnya selama 8 jam)
- gula darah sewaktu (dilakukan kapan saja, tanpa persiapan)
- gula darah 2 jam setelah makan (75 gram glukosa dalam segelas air)
Cara melakukan tes pun sederhana. Untuk pemeriksaan di laboratorium biasanya klien akan diambil darah vena dari lipatan siku. Atau untuk gula darah sewaktu bahkan bisa dilakukan di rumah menggunakan alat ukur otomatis. Hanya perlu menusuk ujung jari hingga mengeluarkan darah dan memasukkannya dalam stik kecil yang langsung diukur dengan alat otomatis.
Hasil-hasil pengukuran gula darah akan dikategorikan menjadi:
Gula Darah Puasa
|
Gula Darah Sewaktu
|
2 Jam Setelah Makan
|
|
Normal
|
<100 mg/dL
|
<125 mg/dL
|
<140 mg/dL
|
Gula Darah Puasa Terganggu (Impaired Fasting Glucose-IFG)
|
100-125 mg/dL
|
||
Toleransi Glukosa Terganggu (Impaired Glucose Tolerance-IGT)
|
140-199 mg/dL
|
||
Diabetes
|
>126 mg/dL
|
≥200 mg/dL
|
≥200 mg/dL
|
Gula Darah Tinggi Tapi Bukan Diabetes
Pengukuran gula darah sewaktu memberikan hasil yang bervariasi tergantung kapan si orang yang dites terakhir mengonsumsi makanan. Normalnya hasil gula darah tidak melebihi 126 mg/dL. Bila didapatkan hasil gula darah yang lebih tinggi dari batas-batas di atas, maka mungkin sekali orang tersebut mengalami gangguan toleransi glukosa.
Gula darah yang lebih tinggi dari normal membuat seseorang berisiko terkena diabetes di tahun-tahun mendatang bila tidak dilakukan intervensi. Yang dimaksud dengan prediabetes adalah keadaan di mana terjadi gangguan toleransi glukosa, baik kondisi puasa maupun tidak. Diperkirakan satu dari empat orang dewasa yang berusia di atas 25 tahun memiliki gangguan ini.
Adakah Pertanda Prediabetes?
Prediabetes hanya dapat diketahui secara pasti dengan pemeriksaan kadar gula darah. Atau bisa dengan memeriksa HbA1C sebagai rekam jejak sang gula darah tiga bulan terakhir. Akan tetapi, ada beberapa keluhan yang kira-kira biasa digunakan sebagai pertanda prediabetes. Meski belum pasti, tapi hendaknya kita waspada dan mulai melakukan pemeriksaan serta perubahan yang diperlukan untuk mencegah berkembangnya prediabetes.
Beberapa gejala yang mungkin dirasakan adalah:
- rasa lelah dan malas yang berlebihan setelah makan
- rasa ingin selalu makan makanan berkarbohidrat
- memiliki berat badan berlebih
- bentuk badan seperti apel (obesitas sentral atau belly fat)
- tekanan darah tinggi
Tips Menghindari Prediabetes
Hal yang disebutkan di atas sebenarnya banyak kita temui sekarang ini. Bila kita mau melihat diri sendiri pun mungkin kita memiliki salah satu gejala di atas. Berikut adalah cara yang bisa kita lakukan agar terhindar dari risiko prediabetes, dan bahkan diabetes di usia kita yang akan datang.
- Mengonsumsi makanan berkarbohidrat kompleks agar tubuh lebih lama mencernanya. Contoh makanan yang baik untuk dikonsumsi seperti produk gandum dan nasi merah, sayuran, buah segar (bukan jus).
- Melakukan aktifitas fisik ringan setelah makan. Bahkan sekedar mencuci piring sehabis makan pun bermanfaat.
- Menghindari tempat-tempat yang memicu keinginan kita untuk makan. Bila mendadak muncul rasa ingin ngemil, usahakanlah mengonsumsi semangkuk kacang, atau sebuah pisang, yang dapat membuat tubuh merasa kenyang cukup lama.
- Menurunkan berat badan. Dalam membuat target tidak perlu muluk-muluk. Melangkahlah dari angka kecil tapi dilakukan terus menerus.
- Menjaga lingkar pinggang. Bagi laki-laki lingkar pinggang harus dijaga <90 cm dan wanita <80 cm. Pertambahan berat badan harus dikontrol secara ketat, salah satunya dengan melakukan aktifitas fisik rutin 30-60 menit per kalinya.
- Mengawasi tekanan darah di bawah 120/80 mmHg dan mengontrol jadar kolesterol dalam darah.
Mari bersama menjaga kondisi tubuh agar hidup lebih berkualitas.
dr. Gina Anindyajati
Angsamerah Clinic
Graha Media Building
Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng,
Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
Tidak ada komentar:
Posting Komentar