courtesy of totalwellnessnetwork.com |
Banyak orang berpikir bahwa HIV adalah penyakit anak muda. Tapi kenyataannya tidaklah demikian. “Pada tahun 2015, separuh dari seluruh orang dengan HIV akan berusia 50 tahun atau lebih,” kata Brad Hare, MD, direktur klinik HIV/AIDS di San Francisco General Hospital. Bertambah tuanya kelompok orang dengan HIV menunjukkan bagaimana penanganan HIV masa kini berjalan dengan baik.
Menjadi tua adalah sebuah proses alami dengan begitu banyak tantangan. Harus diakui bahwa HIV membuat masalah penuaan menjadi semakin rumit. Namun banyak orang telah hidup dengan HIV selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun dan tetap dalam kondisi baik-baik saja. Untuk dapat mencapai hidup yang baik di usia lanjut meski dengan HIV, berikut dibahas beberapa tantangan dan cara mengatasinya.
HIV, AIDS, dan TB
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit serius yang menyebar melalui udara. Penyakit ini disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, tapi bisa juga ke bagian tubuh lain seperti sistem saraf pusat. Bahkan saat ini lazim dijumpai tuberkulosis di lapisan pembungkus perut. Sekitar 10-15 juta orang Amerika terinfeksi tuberkulosis. Indonesia malah menempati urutan ke empat setelah Cina, India dan Afrika Selatan dalam jumlah penderita TB. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kemenkes, memperkirakan ada 430.000 kasus TB baru. Setiap hari terjadi 169 kematian terkait dengan TB. Bagi kebanyakan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, hal ini bukan merupakan masalah. Sembilan dari sepuluh orang tak akan menderita TB aktif bergejala. Risikonya menjadi sangat tinggi bagi orang yang hidup dengan HIV, karena TB mengambil keuntungan dari melemahnya sistem kekebalan tubuh, sehingga disebut infeksi oportunis.
“Pada masa sekarang, kami memiliki ekspektasi penuh pada orang dengan HIV untuk hidup panjang usia dan sehat." Kata Christine A. Wanke, MD, profesor dan direktur Unit Nutrisi dan Infeksi di Tufts University School of Medicine. "Namun hal ini juga berarti mereka harus memiliki rencana jangka panjang dan menjalani kebiasaan-kebiasaan sehat untuk tetap menjadi sehat, sebagaimana mereka yang hidup tanpa HIV.”
HIV dan Pertambahan Usia: 5 Tantangan Lazim
Dengan bertambahnya usia dan status HIV positif, mungkin akan ada beberapa masalah yang dihadapi, termasuk:
1. Kondisi kesehatan lain. Seperti semua orang, menjadi tua berarti akan lebih banyak menghadapi masalah kesehatan, dan HIV akan meningkatkan resiko masalah kesehatan ini. “HIV mempercepat proses penuaan dan memperbesar efeknya,” kata John G. Bartlett, MD, profesor di Johns Hopkins School of Medicine dan direktur pelayanan AIDS. Jadi HIV akan meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami penyakit jantung, diabetes, kanker, osteoporosis, gangguan ginjal dan kondisi lainnya.
2. Interaksi obat. Bagi orang yang sudah mengonsumsi obat untuk HIV, penambahan obat untuk kondisi kesehatan lain akan meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi. Hal ini bisa saling memengaruhi efek obat yang dikonsumsi, baik menguatkan atau justru melemahkan.
3. Hilangnya dukungan. Beberapa orang menjadi lebih terisolasi saat mereka menua. Hal ini lebih sering terjadi pada orang-orang dengan HIV, yang mungkin juga harus berurusan dengan rasa malu terhadap kondisi atau tegangnya hubungan keluarga. Mereka yang hidup sendiri dan terasing, bisa jadi akan lebih merasa tertekan. Dampak bagi kondisi kesehatan adalah buruk, karena perasaan negatif berkontribusi menurunkan daya tahan tubuh.
4. Bertukar peran. Saat menua, ada banyak orang yang kemudian menjadi tergantung dengan anak. Anak berganti peran untuk merawat orang tuanya. Bagi beberapa orang tua, hal ini menimbulkan tekanan emosional dan finansial.
5. Sulit menyesuaikan diri. Hare mengungkapkan pengalamannya berbincang dengan orang hidup dengan HIV. Orang tersebut menyatakan,”Saya tidak menduga kalau saya bisa hidup sampai paruh baya,” ujarnya, “Namun kini saya paruh baya dan mungkin saya masih akan hidup 30 tahun.lagi.” Banyak orang yang terinfeksi HIV dahulu tidak memiliki rencana hidup panjang usia, dan untuk bisa menyesuaikan diri merupakan tantangan tersendiri. Contohnya, bila merasa hidup hanya tinggal sebentar lagi, mungkin ia tak menabung uang untuk hidup pada masa tua.
7 Langkah untuk Dijalani
1. Temui pakar HIV. Semakin kesehatan seseorang dirumitkan oleh usia dan kondisi penyertanya, semakin penting baginya untuk memiki pakar HIV yang dapat meninjau penanganan HIVyang dijalani.
2. Lakukan pemeriksaan medis yang baik secara rutin. Pakar layanan HIV saja tak cukup. “Karena orang dengan HIV memiliki risiko lebih tinggi dalam menghadapi masalah medis, kesehatan umum perlu dijaga sebaik-baiknya.”, ujar Hare. Dalam melakukan pemeriksaan tahunan, tensi darah, kolestrol dan tes lain yang direkomendasikan dokter perlu dicatat secara teratur.
3. Hindari interaksi obat. Orang dengan HIV perlu berkonsultasi dengan dokter yang mereka kunjungi tentang obat dan suplemen yang dikonsumsi (termasuk obat-obat teresep, obat-obat bebas – over the counter, vitamin, dan produk alami). Dokter mungkin saja akan menyesuaikan obat-obatan, baik dari segi dosis atau jadwal untuk mencegah interaksi dengan pengobatan HIV.
4. Perbaiki gaya hidup. Untuk menikmati hidup di usia tua, hendaknya dijaga agar selalu fit. Olahraga teratur, dan bila merokok, berhentilah.
5. Makan makanan yang sehat. Konsumsi buah dan sayuran, makanan berprotein tinggi, sereal utuh (whole grains), dan lemak sehat perlu diperbanyak. "Makan makanan yang sehat bagi jantung diperlukan oleh setiap orang" ujar Bartlett. "Namun karena orang hidup dengan HIV memiliki resiko lebih tinggi terhadap penyakit jantung, maka mengonsumsi makanan yang sehat bagi jantung sangat mereka perlukan."
6. Carilah dukungan. Memiliki sistem dukungan keluarga dan teman-teman adalah kunci untuk hidup nyaman. Usahakan untuk tetap berhubungan dengan mereka selama hidup. Bila teman dekat atau keluarga telah meninggal atau pindah ke tempat yang jauh, usahakan mencari teman-teman baru. Kelompok dukungan (peer group) juga layak dicoba.
7. Cari bantuan. “Teleponlah dinas kesehatan setempat untuk mencaritahu mengenai sumber daya bagi orang yang hidup dengan HIV.”, kata Hare. Di Amerika terdapat Kelompok Manula lokal (local Council on Aging) sebagai suatu contoh tempat yang baik untuk memulai mencari informasi, karena dapat menunjukkan program-program dan layanan yang dapat membantu untuk hidup dengan HIV di masa tua. Di sini mungkin dengan menghubungi kelompok kerja yang ada di rumah sakit umum atau LSM. Selain itu, seorang perencana keuangan mungkin dapat membantu anda juga dalam mengatur tabungan dan pengeluaran.
Hidup sehat adalah hak asasi setiap manusia, namun untuk mendapatkannya kita perlu terus berusaha untuk memelihara apa yang kita miliki dengan sebaik-baiknya. Salam sehat.
Sumber:
R. Morgan Griffin untuk WebMD Feature
Review oleh Brunilda Nazario, MD
Ditulis kembali oleh:
dr. Stanislaus Bondan M.Kes
Editor:
dr. Gina Anindyajati
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
Tidak ada komentar:
Posting Komentar