Setiap orang pasti pernah berpikir dan merencanakan ingin punya berapa anak dalam hidupnya. Kenapa punya anak saja perlu direncanakan? Karena memiliki anak adalah sebuah tanggung jawab besar, selain urusannya dengan akhirat, tapi juga berurusan dengan tanggung jawab duniawi. Hadirnya anak membuat tanggungan ekonomi bertambah, ada mahluk yang harus diberi makan, disekolahkan, dan dibiayai segala keperluannya hingga nantinya si anak bisa memenuhinya sendiri. Itu makanya, negara pun merasa perlu membuat aturan tentang berapa jumlah anak yang dirasa sesuai untuk dimiliki sebuah keluarga. Ada negara yang membatasi warganya untuk punya anak, dan ada pula negara yang mendorong warganya untuk memiliki anak.
courtesy of ohmattress.com |
Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara yang tersedia untuk mengatur hadirnya buah hati di tengah-tengah keluarga. Keluarga berencana merupakan sebuah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak antara kelahiran anak. Sementara metode yang digunakan untuk mengaturnya disebut dengan kontrasepsi. Nah, metode kontrasepsi yang dikenal di Indonesia beragam, yang paling populer pil KB, KB suntik, susuk, dan spiral. Sebagai sebuah pilihan tentunya metode kontrasepsi tidak ada yang sempurna, tetap masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu pemilihan metode kontrasepsi sangat disesuaikan dengan kondisi individu.
Gampangnya, metode kontrasepsi terbagi 2, yang hormonal dan non hormonal. Metode hormonal artinya kontrasepsi bekerja dengan cara mengganggu siklus hormonal yang normal pada wanita sehingga mencegah pematangan sel telur yang mengakibatkan ia tidak bisa dibuahi. Kalau sel telur tidak bisa dibuahi, otomatis tidak ada janin yang akan dikandung. Baik metode hormonal maupun non hormonal sifatnya sementara. Jadi kalau tiba saat yang dirasa tepat untuk punya anak, metode ini bisa dihentikan dan proses pembuatan anak bisa dilakukan. Tapi, bila memilih kontrasepsi mantap alias kontrasepsi yang sifatnya permanen (tubektomi dan vasektomi), ya sampai kapanpun tidak bisa punya anak lagi. Maka perlu dipikir masak-masak pilihan kontrasepsi apa yang akan dipakai.
Sekarang mari kita lihat sekilas tentang beberapa pilihan kontrasepsi yang tersedia:
1. Pil KB
Nama kerennya adalah kontrasepsi oral, biasanya berisi hormon kombinasi progestin dan estrogen atau hanya berisi progestin saja. Pil KB berfungsi untuk menghentikan proses pelepasan sel telur oleh indung telur, dan mengentalkan lendir di daerah leher rahim sehingga sperma tidak bisa lewat dan tidak terjadi pembuahan.
Pil KB harus diminum rutin, setiap hari selama 30 hari dengan metode yang sudah ditentukan. Jadi, kalau Anda merasa bukan orang yang telaten, maka metode ini agak kurang tepat.
Wanita yang mengonsumsi pil KB biasanya mengalami efek samping berupa pusing, Spotting (bercak seperti mens yang abnormal), mual, dan yang jarang depresi serta sulit tidur. Keuntungan menggunakan pil KB adalah kesuburan yang sesungguhnya tidak terganggu, sehingga bila ingin punya anak hanya perlu menghentikan konsumsi pil KB. Meski dapat mencegah kehamilan, penggunaan pil KB tidak mencegah seseorang dari kemungkinan tertular IMS (infeksi menular seksual).
2. KB suntik
Metode ini termasuk yang banyak dipilih oleh ibu-ibu yang rutin daang ke puskesmas. Bisa dikatakan pilihan KB suntik adalah pilihan murah meriah dan mudah. Ada suntikan yang sifatnya bulanan dan ada yang tiga bulanan. Setelah mendapat suntikan KB selama bebera[a waktu, maka wanita ini tidak mengalami menstruasi. Kalau suntikan Kb dihentikan, pola menstruasi yang normal akan kembali dalam jangka waktu 6 bulan-1 tahun. Begitupun dengan kesuburan, yang baru akan kembali setelah setahun setelah suntikan dihentikan. Sama seperti pil KB, KB suntik tidak mencegah seseorang dari kemungkinan tertular IMS.
3. Susuk
Susuk atau implan adalah metode kontrasepsi menggunakan tabung atau kapsul plastik yang mengandung hormon progestin. Cara kerjanya adalah mencegah pematangan sel telur dan menghalangi masuknya sperma akibat terhalang lendir kental di leher rahim. Susuk KB dimasukkan ke bawah lapisan kulit di lengan atas melalui sebuah sayatan kecil. Jumlah tabung yang dimasukkan biasanya 6 buah dan dapat bertahan hingga 5 tahun. Sehingga bagi Anda yang enggan bolak balik berkunjung ke tenaga kesehatan untuk minta pil/suntik KB, metode ini merupakan pilihan yang masuk akal. Apalagi, setelah dicabut, kesuburan dapat cepat kembali.
4. Spiral
Disebut spiral karena memang pada awal kemunculannya, alat kontrasepsi ini berbentuk logam spiral, tapi sekarang tidak lagi demikian. Kebanyakan ibu-ibu yang datang ke saya enggan menggunakan spiral karena rasa takut, terbayang akan sepotong besi yang dimasukkan ke dalam vagina. Pun mereka yang sudah pasang, biasanya “pura-pura lupa” untuk mencabut saat tiba waktunya pencabutan; alasannya sama, yaitu takut. Padahal spiral atau intrauterine device (IUD) sekarang terbuat dari plastik dengan ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak lagi tampak menyeramkan.
Metode ini sangat efektif dan mampu mencegah kehamilan untuk jangka panjang. Pemasangan alat ini tidak menimbulkan efek samping (kecuali bila ternyata wanita tersebut alergi dengan bahan spiral) dan sangat nyaman karena tidak perlu mengingat jadwal KB.
5. Kondom
Ada anggapan bahwa penggunaan kondom hanya untuk mereka yang suka seks bebas, agar tak terkena penyakit menular seksual. Kalau sudah menikah, buat apa pakai kondom? Hal ini tak sepenuhnya benar. Memang kondom berfungsi sebagai pengaman dari terjadinya IMS, tapi kondom juga bagian dari metode kontrasepsi. Jadi silakan saja bila malas minum pil/suntik KB, takut pasang susuk/spiral, dan memilih untuk pakai kondom.
Bila digunakan dengan benar, maka kondom memang bisa mencegah kehamilan. Sayangnya masih banyak kekeliruan terjadi dalam menggunakan kondom. Harga kondom juga murah dan bisa dibeli dengan bebas. Dengan memanfaatkan kondom, maka para suami juga diajak berperan serta dalam mengatur perencanaan berkeluarga.
6. Kontrasepsi mantap
Disebut demikian karena sifatnya yang permanen. Bila dilakukan pada wanita disebut tubektomi, dan pada pria disebut vasektomi. Metode ini bersifat sepenuhnya sukarela dan biasanya langsung dikerjakan setelah operasi caesar pada wanita. Jelas karena saluran reproduksinya dibumpet, maka tingkat keberhasilannya mencegah kehamilan sangat tinggi. Sebelum memutuskan untuk menjalani metode ini, pikirkan baik-baik apa betul sudah tidak ingin memiliki anak lagi. Karena kalau sudah dilakukan tindakan oleh dokter ahli, maka kebumpetan tidak dapat dipulihkan kecuali dengan tindakan operasi tertentu.
Selain pilihan kontrasepsi di atas, masih banyak pilihan lain yang akan dibahas di tulisan berikutnya. Selamat memilih!
Referensi:
Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan BKKBN dan Kemenkes RI, 2012)
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
Tidak ada komentar:
Posting Komentar