Rabu, 18 Desember 2013

Yang Tejadi Pada Overdosis

footage.shutterstock.com
Di masa di mana informasi mengalir begitu bebasnya, istilah overdosis tentu bukan sesuatu yang asing. Orang akan mengingat istilah overdosis berkaitan dengan penggunaan obat-obatan terlarang atau percobaan bunuh diri mungkin. Overdosis menurut kamus Merriam Webster adalah sejumlah zat atau obat yang jumlahnya terlalu banyak dan biasanya berbahaya bagi tubuh. Hampir semua zat seperti alkohol, Tylenol (asetaminofen), opioid, kokain dapat digunakan secara berlebihan untuk mendapatkan rasa nyaman pada seorang pengguna


Overdosis membahayakan karena beberapa hal, salah satunya adalah karena overdosis menekan pusat pernafasan sehingga orang menjadi sulit bernafas. Jika seseorang tidak bisa bernapas atau tidak bernapas cukup, kadar oksigen dalam darah menurun. Bila kadar oksigen menurun, maka akan muncul tanda, antara lain jari membiru -- disebut sianosis. Kekurangan oksigen pun akan membuat organ berhenti bekerja. Penghentian kerja organ vital seperti otak, jantung, dan paru-paru akan menghentikan tanda kehidupan. Dimulai dari pingsan, koma, sampai kematian. Dalam waktu 3-5 menit tanpa oksigen, kerusakan otak mulai terjadi, segera diikuti oleh kematian.

Setiap zat yang digunakan dengan dosis berlebihan, akan menunjukkan tanda spesifik. Sebagai contoh, berikut ini adalah tanda bila terjadi overdosis akibat penggunaan opioid (heroin, metadon):
  • Pernafasan mulai menurun kecepatannya, jika ia sampai 12X/menit maka itu adalah petanda bahaya mengancam sebagai intoksikasi akut opioid
  • Pupil mengecil
  • Orang mulai masuk ke keadaan tertidur dan biasanya sukar dibangunkan
Sebagai catatan, bagi orang yang toleran terhadap opioid, maka apabila terjadi overdosis gejala pengecilan pupil ataupun sikap mematungnya (stupor).

Proses overdosis berjalan memakan waktu, sehingga ada kesempatan untuk dapat menolongnya. Jika terjadi orang tidur dengan kecepatan nafas pelan serta pupil mengecil, akibat penggunaan opioid, maka hal yang dapat dilakukan adalah:
  • Bangunkanlah dengan memanggil namanya keras-keras, tarik telinganya
  • Jika tidak ada respon, segera ke rumah sakit (gawat darurat).
Di rumah sakit, penanganan oleh petugas medis akan segera diberikan obat untuk melawan efek opioid (antagonis opioid) yaitu Nalokson. Nalokson diberikan dengan dosis bertahap sesuai respon pasien atas obat. Biasanya pemberian Nalokson dapat segera membangunkan pasien dari pingsannya.

Nalokson diberikan dengan suntikan pada pembuluh darah balik (pembuluh vena), atau melalui hidung, atau melalui tuba endotrakheal (selang yang dimasukkan ke tenggorokan). Melalui pemberian dengan suntikan pada pembuluh darah balik aksi Nalokson berlangsung begitu cepat, kurang dari 2 menit, dan berdaya kerja selama 20-90 menit. Pernafasan diharapkan kembali ke normal dan biasanya dilanjutkan pemberian infus nalokson jika dianggap perlu, terutama jika overdosis metadon (opioid diperkirakan bekerja dalam jangka panjang).


Referensi
Boyer EW. Management of Opioid Analgesic Overdose. NEJM 2012;367:146-155.



Ditulis: Yeyen Subandi, Konsultan Angsamerah
Editing dan Kajian Medis:

Dr. Ratna Mardiati, SpKJ
dr.Gina Anindyajati



Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189


Tidak ada komentar:

Posting Komentar