Jumat, 07 Juni 2013

Obesitas dan Gaya Hidup #1


Obesitas adalah ketidakseimbangan antara energi yang masuk ke dalam tubuh dengan energi yang dikeluarkan, dimana energi yang masuk melebihi energi yang dikeluarkan. Hal ini menimbulkan penimbunan kalori yang selanjutnya diubah oleh tubuh untuk menjadi timbunan lemak di lokasi-lokasi tertentu pada tubuh. Penimbunan ini pun bisa terjadi pada organ dalam tubuh, misalnya pada hati maupun pada bagian tubuh lainnya.

Courtesy of CosmoMag
Penjelasan yang sederhana untuk definisi obesitas adalah suatu keadaan berat badan yang berlebihan disertai distribusi lemak di daerah tubuh tertentu, sebagai akibat dari terlalu banyaknya asupan makanan dan/atau kurangnya aktifitas fisik seseorang. Selain kedua hal tersebut, obesitas juga bisa disebabkan oleh misalnya pemakaian obat-obatan tertentu seperti steroid atau penyakit tertentu seperti hipotiroidisme.

Bila seseorang mengalami obesitas, maka orang tersebut meningkat risikonya untuk menderita diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Dengan demikian, mencegah terjadinya obesitas berarti mengurangi risiko menderita penyakit lain.

Dari beberapa faktor dapat memengaruhi terjadinya obesitas, gaya hidup merupakan faktor yang paling berperan. Sehingga kemudian dirumuskan bahwa petunjuk penanganan obesitas difokuskan untuk mengubah gaya hidup.

Android & Ginoid

Sebelum membahas cara menangani obesitas, berikut akan dijelaskan mengenai obesitas secara umum. Obesitas dapat dibagi atas dua kelompok besar:

1. Obesitas Tipe Android atau Tipe Sentral
Badan berbentuk gendut seperti gentong, perut membuncit ke depan, mengingatkan orang akan bentuk buah peach (peach shape). Gambaran gemuk di depan ini banyak didapatkan pada kaum pria. Pada orang dengan obesitas tipe sentral, cenderung akan timbul penyakit jantung koroner, diabetes, dan stroke.

2. Obesitas Tipe Ginoid
Pada tipe ginoid gambarannya menyerupai buah apel memiliki bentuk membulat ke samping. Banyak pada kaum wanita, terutama yang telah masuk masa menopause. Panggul dan pantatnya besar sehingga dari jauh tampak seperti buah apel.

Klasifikasi Obesitas
Klasifikasi Obesitas menurut WHO ditentukan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), yakni perhitungan angka berdasarkan berat dan tinggi badan seseorang. Nilai IMT didapatkan dari berat dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2). Nilai IMT orang dewasa tidak bergantung pada umur maupun jenis kelamin.

Meski demikian, IMT mungkin tidak digunakan secara sama rata pada populasi yang berbeda. Hal ini karena adanya perbedaan proporsi tubuh, sehingga klasifikasi berat badan menurut WHO (2000) juga mengacu pada kelompok masyarakat tertentu.

Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT Menurut Kriteria WHO     (Klasifikasi Asia Pasifik)

Klasifikasi
IMT
Berat badan kurang
Kisaran normal
Berat badan lebih
Berisiko
Obese I
Obese II
<18,5
18,5-22,9
>23,0
23,0-24,9
25,0-29,9
>30,0

Cara Mengukur Obesitas

Tempatkan timbangan badan di kamar mandi Anda, inilah langkah pertama tanda Anda mulai sadar akan pentingnya memperoleh berat badan yang sehat. Ada dua cara yang paling umum dilakukan untuk mengetahui apakah kita sudah memiliki berat badan yang ideal.
Pertama adalah mengukur IMT yang kedua adalah mengukur Lingkar Pinggang atau Waist Circumference.

      1.      Mengukur IMT (Indeks Massa Tubuh)
Dengan mengukur tinggi badan (dalam meter) dan berat badan (dalam kilogram), kemudian masukkan ke dalam rumus berikut:

IMT/BMI = Berat Badan (Kg)
                  Tinggi Badan2 (m)     

Contoh seseorang dengan berat badan 70 kg dan tinggi badan 160 cm, maka didapatkan: 
IMT =    70          = 27,3 kg/m2
            (1,6)2  

Kesepakatan internasional menyatakan bahwa IMT normal antara 18.5-24.99. Untuk orang Asia, angka patokan berkisar antara 23-25. Jika setelah menghitung didapatkan IMT diatas 25, maka kita harus berhati-hati dan ketat menjaga asupan makanan, serta berolahraga teratur.

      2.      Mengukur berdasarkan Waist Circumference (Lingkar pinggang)

     Untuk mengukur lingkar pinggang bisa menggunakan meteran biasa, dengan cara meletakkan pengukur pada pinggang tepat di atas tulang panggul. Ukurlah lingkar pinggang pada saat mengeluarkan nafas. Lingkar pinggang yang normal atau sehat adalah dibawah 88 cm (35 inci) untuk wanita dan dibawah 102 cm (40 inci) untuk pria.
     
     Pada orang ASIA, termasuk INDONESIA, maka lingkar pinggang yang tidak termasuk obesitas ialah kurang dari 90 cm pada pria dan kurang dari 80 cm pada wanita

     Untuk sahabat yang ingin tahu bagaimana cara penanganan obesitas dan pengaturan dietnya, akan kami tayangkan di edisi berikutnya. Jangan lupa untuk selalu mengikuti artikel terbaru dari Angsamerah.

     dr. Mangatas SM Manalu, Sp.PD

diedit oleh:
dr.Gina Anindyajati

Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189

Tidak ada komentar:

Posting Komentar