Musim hujan akhirnya tiba. Anak-anak senang karena bisa bermain bola di bawah guyuran hujan, sementara orang dewasa merasa musim hujan adalah saatnya beromantis-ria dengan pasangannya. Terbawa suasana, begitu kata orang. Tapi, musim hujan tak hanya berisikan suka ria, ada juga bahaya yang mengancam seperti banjir bagi warga ibu kota dan penyakit demam dengue (lebih dikenal dengan sebutan demam berdarah) serta demam chikungunya.
Ya, kedua penyakit tersebut sangat populer untuk muncul di musim hujan, sama-sama disebabkan virus, dan dibawa oleh nyamuk. Tapi tulisan kali ini hanya akan membahas mengenai demam chikungunya. Tahukah Anda bahwa nyamuk yang menjadi pembawa virus untuk kedua penyakit di atas adalah sama, yaitu Aedes aegypti? Gejala yang dimunculkan pun mirip-mirip sehingga suka membuat bingung si dokter yang memeriksa.
Chikungunya berasal dari sebuah kata di bahasa Kimakonde yang artinya melengkung ke atas. Hal ini merujuk pada postur tubuh yang membungkuk akibat gejala nyeri sendi di penyakit ini. Meski mirip dengan demam dengue, gejala nyeri sendi merupakan suatu gejala penting pada chikungunya. Beberapa gejala yang sering muncul pada demam chikungunya adalah:
- Demam mendadak, biasa bertahan 2-4 hari lalu suhu kembali normal
- Nyeri sendi terutama lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan, serta tulang belakang disertai ruam kemerahan pada kulit
Sendi yang terasa sakit tidak nampak bengkak, namun bila dipegang akan terasa lebih lunak. Seringkali keluhan nyeri sendi muncul mendahului demam, dan terasa sangat berat, sehingga penderita merasa seolah lumpuh. Penderita cenderung merasa lebih nyaman untuk berbaring dengan posisi lutut ditekuk serta membatasi gerakan.
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Menggigil
- Mata kemerahan, nyeri, dan berair
- Mual muntah
courtesy of www.babble.com |
Karena disebabkan oleh virus, demam chikungunya dapat sembuh dengan sendirinya secara sempurna. Tubuh kemudian membentuk sistem kekebalan untuk chikungunya. Karena disebabkan oleh virus juga, maka gejalanya mirip dengan penyakit virus lainnya sehingga tidak spesifik. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah periksa darah untuk mengetahui antibodi khusus chikungunya.
Yang perlu diperhatikan saat sakit adalah konsumsi cairan yang cukup, pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala, dan mengawasi kondisi si penderita. Bila panas tinggi diikuti tanda bahaya seperti kejang atau penurunan kesadaran, maka sebaiknya dibawa ke rumah sakit terdekat. Selain penanganan saat sakit, pencegahan chikungunya juga sangat penting. Karena diperantarai oleh nyamuk, maka sebisa mungkin membersihkan sarang nyamuk di lingkungan tempat tinggal maupun tempat beraktifitas. Nyamuk yang membawa virus chikungunya memiliki waktu kerja di pagi dan sore hari, sehingga waspadalah terhadap gigitan nyamuk ini di luar rumah.
dr.Gina Anindyajati
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
Tidak ada komentar:
Posting Komentar