courtesy of prevention.com |
Manusia diciptakan berpasang-pasangan untuk bersama-sama menghabiskan hidup berdua. Ada dua hati yang dijadikan satu untuk bisa menjadi pasangan, namun tahukah Anda bila kualitas hati yang disatukan ini dapat mempengaruhi kesehatan fisik masing-masing pemiliknya? Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kualitas hubungan pasangan memiliki hubungan dengan luaran kesehatan fisik pasangan tersebut. Kebanyakan penelitian ini menghubungkan kualitas positif dan negatif dalam sebuah hubungan terhadap status kesehatan fisik pasangan tersebut, namun Uchino (2013) menunjukkan bahwa ambivalensi dalam suatu hubungan mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya penyakit jantung.
Saat kita menjalin hubungan dekat dengan seseorang, tidak mungkin selamanya kita memiliki perasaan positif atau negatif saja, tapi mungkin lebih banyak berupa campuran keduanya. Inilah yang oleh Uchino diterjemahkan sebagai ambivalensi, membahagiakan sekaligus mengesalkan. Uchino menyebarkan survey pada 136 pasangan yang rata-rata berusia 63 tahun dan sudah menikah selama 36 tahun tentang apa yang mereka rasakan terhadap pasangannya. Pasangan yang disurvey diharuskan mengisi kuesioner dan menilai tentang seberapa membantu atau menyebalkannya pasangan mereka saat sedang dibutuhkan untuk memberi dukungan, nasihat, dan pertolongan.
Jawaban yang diberikan kemudian dikelompokkan menjadi jawaban positif dan negatif. Berdasarkan kategori tersebut, 30% responden melihat pasangan mereka dengan kacamata positif, sementara 70% lainnya merasa campur aduk. Selain skor positif dan negatif, peneliti juga mengukur timbunan kalsium pada dinding pembuluh darah jantung. Dari hasil yang didapat, Uchino kemudian membandingkan dengan kejadian kalsifikasi pada pembuluh darah jantung (penumpukan kalsium pada dinding pembuluh darah). Hasilnya bahwa skor kalsifikasi pembuluh darah jantung lebih tinggi pada orang yang dinilai dan menilai pasangannya ambivalen. Hal ini dilihat setelah mempertimbangkan kemungkinan pengaruh dari kadar kolesterol dan gula darah, serta kebiasaan berolahraga dan merokok.
Perasaan campuran antara bahagia dan kesal satu sama lain sering dijumpai dalam berpasangan. Sebagai manusia, tak mudah memang untuk terus bisa menilai pasangan dalam satu kategori saja, karena kita semua punya kelebihan dan kekurangan. Menariknya, dari hasil penelitian Urchino ini risiko penyakit jantung lebih tinggi hanya apabila ambivalensi dirasakan oleh kedua belah pihak. Artinya, kesehatan sepasang manusia ini bersifat interdependen, atau saling tergantung satu sama lain. Bukan apa yang dikatakan ataupun dilakukan oleh salah satu pihak saja, tapi yang penting adalah bagaimana kedua orang ini menjalankan hubungannya.
Ambivalensi dalam sebuah hubungan dilihat sebagai dasar untuk saling mendukung pada pasangan. Dalam hubungan dekat seperti dengan pasangan, tentunya banyak waktu yang akan kita habiskan dengan orang tersebut. Akan banyak pula asumsi dan interaksi yang dilakukan, namun bila perasaan ambivalensi terpelihara dalam sebuah hubungan, maka kecil kemungkinan kita akan mencari dukungan dari pasangan. Hal ini akan membuat kedua belah pihak enggan untuk meminta bantuan atau menawarkan dukungan emosional, dan ini tentunya bukan suatu hal yang menguntungkan. Tanpa dukungan pasangan, stres akan terasa lebih berat dan membuat kita merasa lebih sulit untuk menjalani kehidupan. Berpasangan seharusnya membuat kita sanggup menghadapi dunia, maka jadilah pasangan yang saling menguntungkan agar sehat jiwa raga!
Referensi:
Uchino, B. N., et al. Spousal Relationship Quality and Cardiovascular Risk Dyadic Perceptions of Relationship Ambivalence Are Associated With Coronary-Artery Calcification. Psychol Sci. 2014 Feb 5. [Epub ahead of print]. Available from http://pss.sagepub.com/content/early/2014/02/05/0956797613520015.abstract
dr. Gina Anindyajati
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
customer@angsamerah.com
ibaratnya kita dan pasangan adalah partner, partner dalam keluarga dan juga dalam jiwa... harus di jaga jangan sampai ternoda..
BalasHapussalam dari kami DIET SEHAT ALAMI