courtesy of plannedparenthood.org |
Sejatinya pengetahuan yang salah adalah senjata yang paling berbahaya. Berikut adalah beberapa kesalahpahaman tentang HPV:
1. Hasil Papsmear yang Abnormal Menandakan Infeksi HPV Risiko Tinggi
Dengan maraknya kampanye untuk melakukan papsmear pada wanita yang sudah aktif berhubungan seksual, bermacam pendapat tentang interpretasi hasil papsmear pun bermunculan. Salah satunya adalah keyakinan bahwa bila ditemukan hasil yang abnormal pada papsmear, maka kita berisiko tinggi mengidap HPV yang menyebabkan kanker.
Memang, papsmear adalah pemeriksaan yang rutin dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi dini kanker serviks, yang ditandai dengan adanya bagian sel yang tidak normal di leher rahim. Biasanya bila ditemukan sel abnormal, dokter akan menyarankan untuk diperiksa lebih lanjut karena masih ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan sel berpenampakan lain. Misalnya saja, iritasi lokal pada leher rahim, infeksi oleh virus non-HPV, infeksi HPV tipe risiko rendah, atau bahkan kesalahan dalam menyiapkan sampel yang akan diperiksa.
2. Penggunaan Kondom Mencegah Penularan HPV
Kondom memang mencegah terjadinya kontak kulit kelamin antara pria dan wanita saat berhubungan seks. Meski dianggap efektif, risiko kegagalan tetap saja ada, akibat kondom yang sobek misalnya. Jadi, simpan dengan hati-hati dan hanya gunakan kondom yang dalam kondisi baik untuk mencegah infeksi menular seksual.
3. Seks Oral Bebas Risiko Kanker
Tahukah Anda bahwa seks oral adalah biang keladi terjadinya kanker mulut dan esofagus? Infeksi HPV oral dihubungkan dengan beberapa kanker di kepala dan leher. Dan dari penelitian sebelumnya memang ditemukan bahwa orang dengan jumlah pasangan seks oral yang banyak memiliki risiko lebih tinggi untuk mendapat infeksi HPV oral.
Selama tahun 1998-2004, angka kanker orofaring terkait infeksi HPV bahkan meningkat 225%, sebagaimana ditulis dalam Jurnal Onkologi Klinis. Jika Anda merasa berisiko, kunjungilah dokter THT Anda untuk mendapatkan deteksi dini.
4. Kalau Sudah Divaksin HPV, Saya Tak Perlu Khawatir Lagi dengan Kanker Serviks
Jenis virus HPV ada lebih dari 120, dengan 30-40 di antaranya disebarkan melalui kontak seksual. Vaksin HPV hanya membuat kekebalan terhadap 4 tipe HPV yang paling sering ditemui. Artinya, meski sudah terlindung dari 4 tipe virus, kita masih mungkin terkena infeksi dari 116 tipe lainnya bila tidak waspada. Sehingga meski sudah mendapat vaksin, deteksi dini terhadap kanker serviks tetap perlu dilakukan.
5. Infeksi HPV Bersifat Serius, dan Berlangsung Seumur Hidup
Ada 30% wanita yang mengalami infeksi HPV dalam suatu waktu di hidupnya tanpa ia ketahui. Dengan daya tahan tubuh yang baik, maka 90% infeksi HPV dapat teratasi dan tidak menimbulkan gangguan.
6. Kutil Kelamin merupakan Penanda Kanker
Tipe HPV yang termasuk risiko rendah seperti tipe 6, 11, 42, 43, dan 44 dapat menyebabkan tumbuhnya kutil di kelamin. Sementara HPV risiko tinggi seperti tipe 16, 18, 31, dan 45 menyebabkan kanker di area kelamin ataupun di mulut dan tenggorokan. Atas perbedaan inilah, maka satu hal tidak menjadi pendahulu yang lain. Kutil kelamin bukan menjadi penyebab munculnya kanker di kemudian hari.
7. Hanya Perempuan yang Butuh Vaksin HPV
Memang, yang banyak digembar-gemborkan untuk mendapat vaksin HPV adalah kaum perempuan. Tapi kemudian, baik anak lelaki maupun kaum pria bisa turut merasakan manfaat vaksin HPV. Karena bagaimanapun penghentian rantai penularan HPV adalah tangging jawab semua orang, perempuan maupun laki-laki. Apalagi, angka kanker anus dan penis, disertai kanker mulut dan tenggorok yang terkait infeksi HPV pada pria jumlahnya terus meningkat.
8. Aktifitas Seksual Meningkat pada Perempuan yang Divaksin HPV
Mentang-mentang sudah merasa terlindungi oleh vaksin HPV maka bisa beraktifitas seksual seenaknya? Tentu saja tidak demikian. Perlindungan yang diberikan oleh vaksin HPV hanya menyangkut infeksi HPV risiko tinggi, tapi tetap tidak melindungi dari IMS lainnya. Lagipula sudah diteliti bahwa tidak terjadi peningkatan aktifitas seksual pada mereka yang sudah divaksin HPV.
Referensi:
Bednarczyk et al. Sexual Activity-Related Outcomes After HPV Vaccionation of 11 to 12-Year-Olds. Pediatrics. DOI: 10.1542/peds.2012-1516. Available from http://pediatrics.aappublications.org/content/early/2012/10/10/peds.2012-1516.abstract%7CSexual
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
Tidak ada komentar:
Posting Komentar