Selasa, 14 Januari 2014

Oral Sex, Yes or No?

Bentuk hubungan seksual yang semakin banyak dipraktekkan saat ini adalah seks oral. Memberikan rangsangan pada alat kelamin dengan menggunakan mulut memang menimbulkan sensasi tersendiri bagi sebagian orang. Apalagi sebagian orang merasa bahwa seks oral adalah aktifitas yang aman; tidak berisiko menyebabkan kehamilan, bahkan ada yang berpikir kalau seks oral tidak akan menyebabkan IMS (infeksi menular seksual). Padahal, seks oral yang dilakukan tanpa pengaman (kondom) tetap saja berisiko terkena IMS. Alasannya klise, seks oral yang dilakukan dengan kondom dirasa membatasi kenikmatan. Namun apakah kenikmatan yang didapat sebanding dengan risikonya? Sebelum kita membahas lebih lanjut, yuk.. kita kenalan dulu dengan seks oral.
Seks oral adalah kegiatan merangsang alat kelamin pasangan dengan menggunakan mulut, bibir, atau lidah. Sebagai suatu variasi seks, seks oral dapat dilakukan dengan menjilat atau mengulum, sehingga dikenal ada 3 jenis seks oral yaitu Cunnilingus, Felatio, dan Anilingus. Cunnilingus adalah seks oral yang dilakukan seorang pria pada alat kelamin wanita (vagina) dengan mulut ataupun lidah. Fellatio adalah seks oral yang dilakukan seorang wanita kepada alat kelamin… pria, (penis dan testis) dengan mulut. Sedangkan anilingus adalah seks oral yang melibatkan rangsangan pada anus.

Seperti sudah disinggung di atas, seks oral adalah aktifitas seks yang aman dari risiko kehamilan. Tapi, seks oral tidak bebas dari kemungkinan penularan IMS. Tak hanya itu, dilansir oleh webmd.com, melakukan seks oral dapat menyebabkan kanker tenggorokan (ingat beritanya Michael Douglas?). Sebenarnya, bukan aktifitas seks oralnya yang menyebabkan kanker, namun virus HPV (human papilloma virus) lah yang menjadi penyebab. Alat kelamin yang terinfeksi HPV dapat berpindah ke tenggorokoan pasangan yang melakukan seks oral. Resiko semakin meningkat bila seseorang berhubungan oral seks berganti-ganti pasangan.

Tak hanya HPV, seks oral juga berisiko menularkan IMS jenis lain seperti HIV, herpes, sifilis, gonore, klamidia, HPV, dan hepatitis. Maka bagaimanapun, mengingat seks oral adalah bagian dari aktifitas seks manusia, penting untuk tetap menerapkan praktek seks aman; setia pada pasangan dan menggunakan kondom.

Sebelum memulai berhubungan seksual, ada baiknya jika pasangan mengecek kondisi, kebersihan dan kesehatan organ intim masing-masing. Memang memakai kondom atau dental dam (pelindung karet untuk mulut) bisa dilakukan, tapi kemungkinan rusak, bocor, atau terselip masih ada, jadi hal ini tak mengurangi resiko menularnya penyakit seksual.

Jadi, seks oral menurut anda, Yes or No? :)


Sumber
id.wikipedia.org/wiki/Seks_oral‎
kesehatan.kompasiana.com/.../oral-seks-bahaya
http://www.nhs.uk/chq/pages/1685.aspx?categoryid=118&subcategoryid=119

Written by:
Dewinta Christy Ambaruni, Amd.Keb

Editor:
dr. Gina Anindyajati

Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189

Tidak ada komentar:

Posting Komentar