
Beberapa pria mengeluhkan kalau kencingnya “tidak lurus”. Mungkin mereka terngiang-ngiang omelan orang tua atau paman bibi mereka: “Apa? Mau nonton film 17 tahun ke atas? Kencing aja belum lurus!” Nah, untuk pria-pria ini, kencing mereka tak akan pernah lurus. Tapi apa betul kencing itu lurus? Setahu saya, kencing selalu melengkung arahnya, seperti separuh pelangi. Mungkin yang dimaksud pria-pria malang ini adalah kencing yang bercabang, yang bukan merupakan satu kesatuan, atau kencing yang seperti merembes. Suara kencingnya juga mengharukan; tidak nyaring, kuat, dan berdentang seperti mereka yang kencing normal. Namun suaranya lebih mendesah, tak percaya diri, dan gelagapan. Kalau pada kencing normal, suaranya bagai penyanyi tenor solo menyanyikan lagu di atas: Wailereeeeee….!!! Pada mereka yang kencingnya bercabang, suara koornya terdengar seperti: no return no return …..no return…..

Selain hipospadia, kelainan yang lebih sering terjadi adalah apa yang dinamakan striktur uretra. Striktur atau penyempitan saluran kencing timbul bila terjadi infeksi saluran kencing yang tidak diobati atau diobati oleh…dukun. Sehingga infeksi tidak sembuh-sembuh dan kemudian jaringan yang mengalami peradangan berubah menjadi jaringan parut. Pada kasus-kasus infeksi menular seksual, jaringan parut dapat timbul begitu hebat hingga mempersempit saluran kencing dan menyebabkan nyeri saat berkemih. Ada pula jaringan parut yang kemudian membentuk sekat pada saluran kencing, sehingga air seni memiliki percabangan saat memancar.
Gejala-gejala timbulnya striktur adalah:
- Penurunan kekuatan pancaran urin
- Rasa tidak lampias karena kandung kencing tak kosong.
- Penetesan urin terus menerus pada akhir kencing
- Kencing terputus-putus
- Kencing yang bercabang
- Meningkatnya frekuensi kencing
- Retensi atau tertahannya kencing, baik akut atau kronis
- Gejala hidronefrotik karena tekanan balik oleh urin.
Bila hal di atas tidak segera diatasi, maka dapat menimbulkan komplikasi seperti:

- Retensi urin
- Divertikulum uretra ( timbulnya kantung pada uretra yang dapat berisi cairan)
- Abses periurethra (bisul pada tepi lubang kencing)
- Fistula uretra (lubang lain yang timbul di sebelah lubang kencing)
- Hidronefrosis bilateral
- Infeksi saluran kencing
- Batu pada saluran kencing
- Hernia, haemorrhoid atau prolaps rektal karena mengejan.
Setelah membaca uraian di atas, yang manakah Anda, “Wailereeeeee….!!!” atau “no return”?
dr. Stanislaus Bondan M.Kes
editor:
dr. Gina Anindyajati
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
Tidak ada komentar:
Posting Komentar