Tak hanya anak bayi atau ibu hamil, vitamin D juga penting bagi kesehatan para lansia secara umum. Sebuah penelitian yang dilakukan di Belanda menunjukkan bahwa orang tua dengan kadar vitamin D yang rendah dalam tubuh, mengalami keterbatasan mobilitas dan penurunan fungsi fisik seiring dengan berjalannya waktu., bahkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Sehingga pada mereka dengan kesulitan di atas, seringkali ditemukan tinggal di panti jompo dengan angka kematian yang juga cukup tinggi. Hal ini disampaikan oleh Evelien Sohl dari Pusat Kedokteran Universitas VU – Amsterdam.
courtesy of uk.reuters.com |
Dalam penelitiannya, orang tua yang memiliki kadar vitamin D rendah (kurang dari 20 ng/mL) berpeluang keterbatasan fungsional sekitar 2 kali lebih besar dibanding orang tua yang memiliki kadar vitamin D lebih dari 30 ng/mL. saat membandingkan dengan lansia senior (65-88 tahun) dengan lansia yunior (55-65 tahun), maka hasilnya adalah penurunan fungsi ini lebih cepat dialami oleh lansia senior yang kekurangan vitamin D. Pada kelompok lansia senior dengan kekurangan vitamin D, penurunan fungsi berlanjut setelah 3 tahun. Sementara pada lansia yang yunior, penurunan fungsi lanjutan baru Nampak setelah sekitar 6 tahun.
Mekanisme yang jelas mengenai bagaimana vitamin D dapat memengaruhi Kualitas fungsi seorang lansia memang belum diketahui. Namun diperkirakan melalui kerja vitamin D berhubungan dengan kondisi otot (termasuk massa otot). Otot yang mengalami atropi (mengekeret) merupakan factor risiko terjadinya jatuh, kehilangan fungsi, dan kehilangan kemerdekaan untuk beraktifitas. Kadar vitamin D yang diperlukan tubuh untuk memelihara kesehatan tulang dan otot adalah 20 ng/mL. Untuk itu, pemberian suplemen vitamin D pada lansia dapat menjadi pilihan solusi untuk mencegah penurunan kemampuan fisik lansia.
Referensi
dr.Gina Anindyajati
Angsamerah Clinic
Graha Media Building Lt.2
Jl. Blora 8-10, Menteng, Jakarta Pusat 10310
+6221-3915189
Tidak ada komentar:
Posting Komentar